Kembali

Mana yang Untung, Investasi Rumah atau Tanah?

13 September 2021

Salah satu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membuat finansialnya jadi lebih cerah di masa depan adalah investasi. Investasi sendiri sekarang sudah banyak macamnya yang bisa dipilih. Salah satu investasi yang paling banyak dilirik karena kenaikan harganya yang stabil yakni invetasi pada rumah dan tanah. Tapi bila kedua investasi ini dibandingkan, manakah yang paling menguntungkan? Berikut ulasannya.

Kelebihan dan Kekurangan Investasi Tanah

Menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit menyatakan bahwa investasi pada tanah dan rumah ini punya kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Lebih lanjut Panangian mencontohkan bahwa harga harga tanah di lokasi sunrise (cerah) dapat mengalami kenaikan 10-11 persen setiap tahun. Kelebihan lain dari investasi tanah menurut Panangian adalah tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membangun dan jauh lebih murah ketimbang rumah.

Sementara itu kekurangan dari investasi tanah yaitu harus terus membayar pajak dan membuat pembatas atau patok seperti pagar supaya tidak dirampas orang. Investasi pada tanah juga tidak membuat Anda memiliki penghasilan atau bahkan minus sebab tidak ada bangunan di atasnya yang bisa dimanfaatkan. Kekurangan lain dari investasi tanah adalah Anda harus membayar secara cash (tunai). Meski tanah tersebut dari pengembang, umumnya harus dibayar secara tunai.

"Dan juga ada unsur spekulasi. Karena, kita tidak bisa memperkirakan prospek tanah," kata Panangian.

Kelebihan dan Kekurangan Investasi Rumah

Sedangkan kamu yang berencana investasi pada rumah juga akan mendapati beberapa kelebihan dan kekurangannya. Untuk keuntungan dari investasi rumah ini adalah bisa disewakan dan Anda akan memperoleh penghasilan. Ini dikarenakan dalam investasi rumah sudah ada bangunan di atas tanah yang bisa ditinggali oleh penyewa.

Sebuah contoh Anda membeli rumah seharga Rp 500 juta dengan down payment (DP) 10 persen atau seharga Rp 50 juta, lalu menyewakannya kepada orang lain dengan cicilan Rp 4,5 juta per bulan. Menurut Panangian ini adalah bentuk investasi yang smart bila investor benar-benar bisa mendapatkan penyewa yang demikian. Ini karena cicilanmu akan dibayar secara tidak langsung oleh penyewa, dengan kepemilikan tetap ada ditangan Anda.

"Nah, itu sama juga dengan smart-investment, karena kamu menggunakan uang orang lain demi kepentingan kamu," jelasnya.

Sementara itu kekurangan dari investasi rumah yaitu sulit untuk mencari penyewa, terlebih jika hunian tersebut berada di lokasi yang fasilitasnya terbatas. Sebut saja misalnya rumah tersebut berlokasi di tempat yang minim fasilitas umum seperti tidak ada pusat perbelanjaan, pusat kesehatan, sekolah, dan lainnya.

Bagaimana Bila Investasi Rumah yang Masih Dicicil Sendiri?

Bila pun Anda tidak bisa mendapatkan penyewa, dengan artian Anda harus mencicil rumah pada pengembang, menurut Panangian hal tersebut tetap bisa menguntungkan di masa depan. Sesuai konsep investasi di atas memang investasi memiliki tujuan meraih masa depan yang cerah kan.

Sementara untuk kalangan milenial, Panangian menyatakan bahwa investasi dengan cicilan pada rumah, rumah kontrakan dan apartemen bisa menjadi pilihan yang tepat. Ini dikarenakan modal yang dikeluarkan pada ketiga jenis properti tersebut terbilang sedikit. Nantinya setelah 15 tahun Anda akan dapat merasakan keuntungannya.

Kenaikan Harga Rumah vs Tanah

Menilik pada kenaikan harganya, Panangian menyatakan bahwa antara tanah dan rumah memiliki kenaikan yang tidak terlalu jauh yakni berkisar 1-2 persen di atas tanah. Kisaran kenaikan harga ini berlaku di seluruh Jabodetabek. Sementara untuk pertumbuhan harga paling tinggi memang berada di Tangerang karena di sana diuntungkan dengan banyaknya pengembang yang membangun kota skala besar dengan kelengkapan fasilitas.

Terakhir menurut Panangian investasi pada tanah atau rumah memang lebih menjanjikan bila berada di lokasi atau kawasan padat. Seperti contoh daerah tersebut dekat dengan banyak mal, pabrik, gedung pemerintah dan universitas, yang banyak menyerap tenaga kerja.

 

(Asep Irwan)