Meskipun keadaan pandemi masih belum berakhir dan perekonomian juga masih mengalami kontraksi, namun investasi properti masih dianggap menguntungkan. Masih cerahnya investasi pada properti ini terlihat dari para pengembang yang terus meluncurkan produk barunya. Tapi bagaimana bila investasi properti ini dibandingkan dengan instrumen investasi lain seperti emas, saham dan lainnya? Jawabannya investasi properti di masa pandemi ini masih dianggap lebih menguntungkan.
Keuntungan Investasi Properti Masa Pandemi
Masih menguntungkannya investasi pada properti di masa pandemi ini disebabkan oleh kebutuhan akan produknya yang masih tetap ada dari segmen tertentu. Sektor properti memang masih menjadi kebutuhan utama sebagai tempat tinggal hingga membuat peminatnya selalu besar. Selain itu keuntungan pada investasi pada properti ini dikarenakan nilainya yang selalu naik setiap tahun.
Menurut Ali Tranghanda selaku CEO Indonesia Property Watch (IPW) menyatakan bahwa meski keadaan masih krisis karena pandemi, investasi properti ini masih sangat disarankan. Bahkan dibanding dengan investasi lain seperti saham, emas, deposito, atau lainnya, investasi pada properti masih tetap bisa diandalkan.
“Rumah misalnya, itu produk properti yang bisa melindungi kita saat pandemi karena bisa digunakan. Berbeda dengan investasi lain yang hanya berupa surat berharga maupun logam mulia, properti itu investasi yang bisa dinikmati” Kata Ali.
Adanya Berbagai Kemudahan
Selain ada manfaat dan nilainya yang selalu naik, berinvestasi pada properti di masa pandemu menurut Ali juga akan didapati banyak kemudahan. Pemerintah Indonesia memang telah menghadirkan berbagai insentif untuk kembali menghidupkan sektor properti. Salah satu insentif yang dihadirkan pemerintah adalah diskon PPN 50 persen untuk yang harganya maksimal Rp5 miliar dan bebas PPN untuk produk properti siap huni seharga maksimal Rp2 miliar.
Kemudahan lain yang dihadirkan pemerintah untuk sektor properti di masa pandemi adalah adanya kemudahan uang muka ringan bahkan 0 persen, suku bunga ringan, pembebasan berbagai biaya, serta lainnya.
“Saat pandemi yang ada banyak kemudahan juga harus dimanfaatkan untuk segera membeli, jadi properti untuk investasi itu tetap lebih menguntungkan dibandingkan instrumen lainnya,” ujar Ali.
Daya Beli Tidak Menghilang
Walau perekonomian sedang menurun akibat pandemi, namun kenyataanya di lapangan sektor properti masih mendapatkan permintaan atau daya beli dari masyarakat. Menurut Ali pandemi yang mempengaruhi keuangan masyarakat ternyata tidak berlaku untuk segmen tertentu seperti kelas menengah ke atas yang tetap memperoleh gaji dan penghasilan tetap. Di sini lain tabungan dari kelas menengah ini malah semakin besar karena ekspensif untuk belanja maupun liburan berkurang karena pembatasan akibat pandemi.
Dari sinilah kemudian kalangan menenengah ke atas tadi akan menggunakan uangnya yang disimpan di bank untuk berinvestasi pada produk properti. Diliriknya produk properti oleh kalangan menengah atas untuk investasi ini dikarenakan mereka menilai investasi ini yang lebih aman dan menguntungkan di masa pandemi.
Lebih lanjut Ali menjelaskan bahwa ketika permintaan mulai banyak berdatangan dari kalangan masyarakat menengah atas maka para pengembang properti pun tak ragu lagi untuk menghadirkan produk-produk yang dibutuhkan untuk segmen tersebut.
“Hal ini akhirnya ditangkap oleh pengembang dengan meluncurkan produk-produk baru saat situasi pandemi untuk menyasar segmen menengah ke atas yang memiliki daya beli kuat di tengah situasi pandemi. Makanya tidak heran kalau saat pandemi ini pengembang malah lebih rajin meluncurkan produk baru karena ada pasar dan segmen yang tepat untuk itu,” jelas Ali.
(Asep Irwan)